Reklamasi Kontroversial! Mangrove di Pulau Pari Dibabat Habis, Lingkungan Rusak Parah

Reklamasi Kontroversial! Mangrove di Pulau Pari Dibabat Habis, Lingkungan Rusak Parah

Smallest Font
Largest Font

BisnisMarket– Aksi penghancuran mangrove di Pulau Pari, Kepulauan Seribu, Jakarta, telah memicu kemarahan publik.

Viral di media sosial, ribuan pohon mangrove yang selama ini menjadi pelindung alami pantai dihancurkan untuk proyek reklamasi yang menuai kontroversi.

Pulau Pari yang sebelumnya dikenal dengan keindahan alamnya kini berubah menjadi lokasi pengerukan dan perataan tanah menggunakan alat berat.

Warga setempat, yang telah bertahun-tahun berjuang menanam dan merawat mangrove demi menjaga ekosistem pesisir, mengaku kecewa dan tidak berdaya menghadapi proyek besar ini.

Mangrove yang dibabat tersebut memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan.

Selain mencegah abrasi dan kerusakan pantai, hutan mangrove juga berfungsi sebagai benteng alami yang mampu meredam dampak tsunami dan badai laut.

Sayangnya, proses reklamasi ini seolah mengabaikan dampak ekologis yang akan ditimbulkan.

Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, mangrove membutuhkan waktu 5 hingga 7 tahun untuk tumbuh dan mencapai usia matang di tahun ke-12.

Namun, semua upaya konservasi ini lenyap dalam hitungan hari akibat alat berat yang dikerahkan untuk meratakan area pesisir.

Proyek reklamasi yang terus dikebut ini memunculkan pertanyaan besar tentang kelayakan dan urgensi dari pembangunan tersebut. Apakah pertumbuhan ekonomi harus selalu mengorbankan lingkungan?

Kelompok masyarakat dan aktivis lingkungan kini menuntut transparansi dari pihak-pihak yang bertanggung jawab.

Mereka meminta agar dampak lingkungan dari proyek ini dikaji ulang, sekaligus mendesak penghentian sementara pengerjaan reklamasi hingga ada solusi yang tidak merugikan ekosistem.

Dengan kerusakan yang terjadi di Pulau Pari, masa depan lingkungan pesisir Kepulauan Seribu semakin suram.

Jika mangrove terus dibabat habis, ancaman abrasi hingga hilangnya habitat laut menjadi tak terhindarkan.

Apakah kita rela mengorbankan alam demi beton dan gedung-gedung?

Pulau Pari Menanti Kepedulian Kita
Situasi ini menjadi pengingat penting bahwa tindakan kecil seperti menanam mangrove memiliki dampak besar bagi lingkungan.

Namun, kerja keras tersebut akan sia-sia jika perusakan seperti ini terus terjadi. Kini saatnya semua pihak bertindak sebelum kerusakan ini menjadi penyesalan yang terlambat.

Editors Team
Daisy Floren
Daisy Floren
Ajie Author

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow