Kabinet Prabowo Retak Rocky Gerung Sebut Bahlil Biang Masalah Soal Gas LPG 3kG

Infotren.id- Isu perpecahan di kabinet Presiden Prabowo Subianto semakin santer terdengar.

Pengamat politik Rocky Gerung menyoroti kebijakan Menteri  Bahlil Lahadalia, yang sempat melarang pengecer menjual LPG 3 kg. Keputusan tersebut dinilai sebagai pemicu ketegangan antara Partai Golkar dan Gerindra, dua partai utama dalam pemerintahan Prabowo.

Bahlil Lahadalia mengeluarkan kebijakan terkait distribusi LPG 3 kg, yang kemudian dibatalkan oleh Presiden Prabowo. Kebijakan ini dianggap tidak memiliki mitigasi yang matang dan memicu kekacauan di lapangan, termasuk antrean panjang dan kelangkaan gas bersubsidi.

Keputusan Bahlil langsung menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk politisi dan pengamat.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, membantah bahwa kebijakan tersebut dibuat tanpa koordinasi dengan Presiden.

“Tidak ada menteri yang berani mengambil keputusan sepihak tanpa berkonsultasi dengan Presiden,” ujarnya.

Namun, Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani, menyatakan bahwa kebijakan tersebut bukan hanya soal teknis distribusi, melainkan menyangkut legitimasi kepemimpinan di kabinet.

“Instruksi Presiden jelas menyelesaikan masalah, bukan menambah masalah,” kata rocky

Rocky Gerung menilai bahwa kebijakan yang diambil Bahlil justru menimbulkan keresahan di masyarakat. Bahkan, beberapa insiden terjadi akibat kebijakan ini, termasuk antrean panjang yang menyebabkan korban jiwa.

“Ini bukan hanya soal regulasi, tetapi soal kapasitas seorang menteri dalam memahami dampak kebijakan. Jika tidak ada mitigasi yang jelas, maka dampaknya bisa fatal,” kata Rocky.

Lebih jauh, Rocky menyebut bahwa kekisruhan ini mengarah pada potensi perpecahan di dalam kabinet. “Golkar tentu ingin membela menterinya, sementara Gerindra tak ingin citra Prabowo tercoreng. Ini bisa jadi awal dari pergesekan politik di dalam kabinet,” lanjutnya.

Ketegangan antara Golkar dan Gerindra dapat berimbas pada stabilitas pemerintahan. Spekulasi mengenai reshuffle kabinet pun mulai mencuat, dengan Bahlil sebagai salah satu nama yang disebut-sebut bakal diganti.

Selain itu, muncul pertanyaan apakah Prabowo akan tetap mempertahankan loyalitas terhadap koalisi Jokowi atau mulai membangun narasi baru untuk menjauh dari bayang-bayang pemerintahan sebelumnya.

“Jika Prabowo terlalu mempertahankan orang-orang dari era Jokowi, dia bisa kehilangan kepercayaan publik. Namun, jika dia mulai mengganti menteri-menteri tertentu, itu bisa diartikan sebagai pergeseran arah politik,” kata Rocky.