Kabar Buruk di Awal Tahun 2025, Gelombang PHK Ancam Ribuan Pekerja! Ini Bocorannya
BisnisMarket.com – Di awal tahun 2025, kabar buruk kembali datang dari sektor industri padat karya di Indonesia. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) massal mengancam ribuan pekerja, dengan tiga perusahaan besar yang bergerak di sektor alas kaki dan tekstil dilaporkan bersiap untuk melakukan PHK dalam jumlah besar.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN), Ristadi, mengungkapkan bahwa tiga perusahaan tersebut berlokasi di beberapa wilayah besar di Indonesia, yakni Kabupaten Tangerang, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Bandung. Menurut informasi, perusahaan yang beroperasi di Kabupaten Tangerang, yang memproduksi sepatu untuk merek internasional, akan melakukan PHK terhadap sekitar 2.400 pekerja.
Sementara itu, dua pabrik lainnya yang berada di Kabupaten Bandung dan Subang tidak hanya akan melakukan PHK, tetapi juga berencana untuk menutup operasionalnya. Di Kabupaten Bandung, sekitar 900 pekerja terancam kehilangan pekerjaan, sementara di Subang, sekitar 750 pekerja akan terkena dampaknya.
Ristadi menjelaskan bahwa alasan utama di balik gelombang PHK ini adalah penurunan permintaan barang produksi serta tidak adanya pesanan dari buyer. Ini menunjukkan tantangan yang terus dihadapi oleh industri padat karya, terutama sektor alas kaki dan tekstil yang sebelumnya menjadi andalan bagi banyak pekerja di Indonesia.
“Industri alas kaki dan tekstil sudah lama menghadapi kesulitan, terutama karena daya beli yang menurun dan kurangnya order dari buyer internasional. Perusahaan-perusahaan ini terpaksa merumahkan pekerjanya karena tidak mampu lagi berproduksi secara maksimal,” ungkap Ristadi, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (9/1/2025).
Lebih mengkhawatirkan lagi, Ristadi menyebutkan bahwa perusahaan-perusahaan yang melakukan PHK massal tidak selalu melaporkannya secara terbuka. Bahkan, perusahaan yang berada di Kabupaten Tangerang yang mempekerjakan ribuan orang, kerap kali melakukan PHK secara tertutup, tanpa publikasi yang jelas. Sebelumnya, perusahaan ini memiliki 24 ribu pekerja, namun saat ini hanya tersisa sekitar 19 ribu, dengan rencana PHK lebih banyak lagi.
“Yang saya laporkan saja sudah banyak, apalagi yang tidak dilaporkan. Ini membuat angka PHK yang tercatat oleh pemerintah selalu lebih rendah dibandingkan kenyataannya di lapangan,” tambahnya.
Ristadi juga menyoroti rendahnya angka PHK yang tercatat oleh pemerintah, yang menurutnya sering kali tidak mencerminkan kenyataan. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, sebelumnya juga mengungkapkan bahwa sektor tekstil dan pakaian sudah menyumbang total 110.000 orang yang terkena PHK pada tahun 2024. Dengan penutupan pabrik dan pengurangan pekerja, jumlah tersebut berpotensi terus meningkat.
“Angka PHK yang tercatat di Kemnaker atau Dinas Tenaga Kerja daerah sering kali lebih rendah dari kenyataannya. Karena banyak perusahaan yang memilih untuk tidak melaporkan PHK mereka demi kepentingan politis, terutama menjelang pemilihan kepala daerah,” kata Ristadi.
Sementara sebagian pekerja mungkin merasakan peningkatan upah di awal tahun 2025, kenyataannya banyak pekerja lain yang terancam kehilangan pekerjaan. Ristadi memperingatkan bahwa lebih banyak PHK mungkin akan terjadi tanpa sepengetahuan publik, dan ini berpotensi memperburuk angka pengangguran di Indonesia.
Kondisi ini memperlihatkan betapa rentannya posisi pekerja di sektor industri padat karya yang bergantung pada pasar internasional. Dengan semakin banyaknya perusahaan yang menghadapi kesulitan dan harus mengurangi jumlah pekerja, dampak negatifnya bisa sangat dirasakan oleh perekonomian dan kesejahteraan sosial di Indonesia.
Di tengah kabar buruk ini, banyak pihak yang berharap pemerintah dapat segera mengambil langkah-langkah strategis untuk membantu mengatasi masalah ini. Perhatian terhadap sektor industri padat karya, penciptaan lapangan pekerjaan baru, serta insentif bagi perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerja akan sangat penting untuk mengurangi dampak dari gelombang PHK yang semakin meluas.
What's Your Reaction?
-
Like
-
Dislike
-
Funny
-
Angry
-
Sad
-
Wow